“Wahai para
pemuda, kerahkan potensi dirimu selagi masih muda karena belum pernah aku lihat
karya yang paling berharga selain yang dilakukan oleh para generasi muda”.
(Ibnul Jauzy, Shifatush Shofwah, Jil. IV, hlm. 24)
Pemuda adalah
suatu umur yang memiliki kehebatan tersendiri. Jika di ibarat matahari maka
usia muda di ibaratkan jam 12 siang ketika matahari bersinar paling terang dan
paling panas. Pemuda mempunyai kekuatan yang lebih secara fisik dan semangat,
bila dibandingkan dengan anak kecil atau orang-orang tua. Pemuda mempunyai
potensi yang sangat luar biasa, bisa dikatakan seperti dinamit atau gunung
berapi, jika meledakan akan menimbulkan suatu goncangan atau ledakan yang luar
biasa.
Sejarah pun
juga mencatat bahwa pemuda berperan penting dalam suatu kemerdekaan. Dimana
saja, di negara mana saja kemerdekaan tak pernah luput dari peran pemuda.
Karena pemudalah yang paling bersemangat dan ambisius memperjuangkan perubahan
menuju hari yang lebih baik. Di dalam sejarah Islam, banyak pemuda yang
mendampingi Rasulullah dalam memperjuangkan Islam sperti Mushaib bin Umair, Ali
bin Abi tholib, Aisyah dll. Waktu itu banyak yang masih berusia 8, 10 atau 12
tahun. Dan usia-usia itu tidak bisa diremehkan. Mereka punya peran penting dalam
suatu perjuangan. Maka dari itu jika Indonesia ingin menjadi lebih baik maka
perbaikan itu yang lebih utama ada di tangan para pemuda.
Tapi
faktanya adalah para pemuda zaman sekarang bukan berperan dalam kemerdekaan
melaikan cinta, narkoba, seks bebas, dan tawuran. Kriteria ini sangat lekat
pada para pemuda zaman sekarang. Para pemuda memang bertarung sama seperti para
pahlawan yang bertarung di medan perang dengan mengorbankan nyawanya tapi
mereka bertarung dengan sesama pelajar begitu berani mereka mengorbankan
fasilitas pemerintah yang di rusaknya. Pemuda zaman sekarang memang sangat
cinta, cinta pada seorang wanita. Mereka mau ngorbankan jiwa dan raganya untuk
wanita yang ia cintai tapi mereka tidak mau mengorbankan uang yang lebih untuk
membeli barang yang asli bukan bajakan.
Pada
akhirnya ditangan pemudalah berdiri Daulah Islamiyah dan mereka menjadi
pemimpin bagi dunia dan mengaturnya dibawah tiang-tiang Islam. Mereka meraih
ketinggian itu atas dasar kesadaran yang tertanam dalam benaknya bahwa masa
muda adalah masa yang paling menentukan gambaran yang terjadi di masa depan.
Akan tetapi situasi yang kita lihat saat ini menampakkan perbedaan yang cukup
mencolok di banding dengan zaman sebelumnya. Di zaman modern ini tidak jarang
para generasi mudanya terbuai dalam impian-impian kosong, terpedaya oleh
gemerlapnya duniawi dan hilangnya akal sehat. Mereka tidak mempunyai aktifitas
yang mengarah pada kebaikan dunia dan akhirat selain hanya hura-hura dan
menuruti hawa nafsunya.
Apa yang
dilakukan dan dipikirkan pemuda Islam di Indonesia? Pemuda sekarang lebih aktif
untuk memuaskan hawa nafsunya. Cobo saja lihatlah cara berpakaian mereka, cara
bergaul, dan cara pandang mereka. Gambaran remaja dan pemuda-pemudi yang tampil
di berbagai macam media, tak ada bedanya antara mereka yang mengaku Muslim
dengan artis-artis yang jelas menyebarkan kekufuran dan kesesatannya, semua
inilah yang terpampang di depan mata dan telinga kita semua.
Tetapi kita
semua para pemuda harus tetap berjuang untuk memajukan dan merubah bangsa kita
bangsa Indonesia.
“Sesungguhnya
jihad pemuda bagaikan kekuatan yang bergelora, sebab mereka akan menciptakan
kemungkinan-kemungkinan baru yang baik, mewujudkan cita-cita yang tak akan
pernah sanggup dicapai oleh orang-orang yang lemah dan tidak memiliki
semangat”. (Imam Hasan Al Banna)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar