Seseorang akan benar-benar kuat jika dia melindungi orang yang berharga baginya

Senin, 28 November 2011

Budaya Betawi

Ada yang bilang orang Betawi sudah ada dari jaman Neolitikum. Sementara itu sejarawan Belanda, orang Betawi baru muncul pada tahun 1930.

Orang Betawi hanya menyebut diri mereka berdasarkan lokalitasnya, seperti Orang Kemayoran, Orang Depok, Orang Condet, Orang RawaBelong dan sebagainya.

Bagaimana bisa budaya Betawi itu muncul? budaya Betawi mulai terjadi saat Sunda Kelapa Menjadi Pelabuhan Internasional yang ramai dikunjungi kapal asing pada abad 12. Kemudian pada abad 14 sampai 15, Sunda kelapa dikuasai Portugis. Mereka juga banyak memberi pengaruh kebudayaan yang kuat pada saat itu.

Tahun 1526,  Pangeran Fatahillah  menyerbu Sunda Kelapa dan menamai daerah kekuasaannya itu dengan nama Jayakarta. Sejak dikuasai Fatahillah, kota Jayakarta banyak dihuni oleh orang Banten, orang Demak dan juga orang Cirebon.

Pada saat Jan Pieterzoon Coen menguasai Jayakarta dan mendirikan Batavia, dimulailah berdatangan etnis Tionghoa yang terkenal rajin dan ulet bekerja untuk membangun ekonomi kota Batavia. Coen juga mendatangkan banyak budak dari Asia Selatan dan Bali.

Perlahan tapi pasti kebudayaan di Batavia kala itu semakin semarak saja, karena setiap etnis biasanya membawa dan saling mempengaruhi kebudayaan setempat.

Ditambah lagi umumnya para budak atau etnis tertentu yang didatangkan ke Batavia adalah para pria. Sehingga disini mereka kemudian manikah dengan wanita setempat dan mempunyai anak.

Pada saat bersamaan pula para pedagang dari Arab dan India juga terus berdatangan, oleh Belanda mereka semua di tempatkan di Pekojan. Semakin hari semakin banyaknya pendatang dari India dan Arab, akhirnya mereka semua pindah ke Condet, Jatinegara, dan Tanah Abang. Tak heran masih banyak warga keturunan Arab di daerah-daerah tersebut.

Sementara itu para anak keturunan bangsa Portugis ditempatkan di daerah Kampung Tugu, Jakarta Utara.

Dengan semakin beragamnya etnis di Betawi kala itu, maka setiap etnis biasanya mempengaruhi setiap perayaan etnis Betawi. Seperti budaya penyalaan petasan, Lenong, Cokek, Ondel-ondel, hingga pakaian pernikahan adat Betawi yang didominasi warna merah, itu semua dipengaruhi kuat dari budaya Tionghoa.

Sedangkan etnis Arab sangat mempengaruhi musik gambus dalam warna musik marawis  dan Tanjidor. Tanjidor itu sendiri adalah perpaduan budaya Eropa, Cina, Melayu dan Arab. Sementara di kampung Tugu terkenal budaya keroncongnya yang bersal dari Portugis.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar